Sabtu, 14 Februari 2015

Tidak Ada Yang Lebih Buruk Keculi Mendapatkan Kebahagiaan Secara Instan


Selasa, 10 Februari 2015

kisah nadia kecil
 
Entah apa yang terjadi pada Nadia, sejak pulang sekolah wajahnya kusut, bibirnya manyun, pemandangan yang jarang ku  temui , aku dekati adik mungilku . Ku tanya apa yang terjadi padanya, tapi si mungil Nadia yang masih berumur 7 tahun ini, menggeleng dan terus berkata “aku gak apa-apa kak”
Sebagai seorang kakak, terang saja aku penasaran, adik ku yang biasanya pulang sekolah selalu ceria ini, kenapa tiba-tiba seperti ini,. Aduh , si adik kenapa yah ? tanya ku dalam hati.
Bukan hanya aku ternyata yang merasakan perubahan sikap pada adik bungsu ku itu, ibu dan ayahku pun turut bertanya-tanya kenapa si Nadia , yang seharian ini terlihat murung. Ayah dan ibu sudah berusaha membujuk, ibuku sudah mencoba berbagai cara, memasakan makanan kesukaannya , biasanya sih Nadia bakal lupa sama segala macam persoalan yang mengganggu mood nya kalau ibu sedang membuatkan nasi goreng favoritnya, tapi kali ini , ternyata enggak mempan. Ayah pun tak kalah dari ibu, ayah membujuk Nadia , bersepeda keliling kompleks, biasanya, Nadia bakal semangat kalau sudah dapat tawaran bersepeda bersama ayah , tapi kali ini, yah sama saja ‘enggak mempan’
Ibu, memanggilku , menyuruhku untuk membujuk Nadia. Ayah dan ibu emang paling gak betah lihat Nadia diam-diaman pasang muka cemberutnya. Nadia itu , adik bungsu ku, sekalian adik ku satu-satunya, jadi gak heran kalau dia selalu di manja oleh ayah ibu ku, perbedaan usia ku dengannya terpaut lumayan  jauh , 12 tahun , hehe. Nadia, duduk di kelas 2 sekolah dasar, sedangkan aku seorang mahasiswa semester 3 jurusan Fkip di sebuah Universitas negeri di kota ku. Makanya aku terlihaat dewasa sekali di hadapannya, terpaut usia yang lumayan jauh tidak membuat aku dan Nadia tak bisa menjalin hubungan adik kakak yang baik loh. Kalau aku lagi gak ada jadwal kuliah , biasanya, aku meluangkan waktu untuk mengantar dan menjemput adik ku di sekolahnya, aku juga suka mendandaninya kalu ia ingin ke pesta ulang tahun temannya, kami berdua juga suka jogging bareng keliling kompleks rumah, selain itu Nadia juga suka minta tolong kalau dia kesusahan mengerjakan pr nya, aku dan Nadia kompak dalam segala hal kok .
“Nadia sayang, Nadia kenapa sih ? dari siang , sampai sore gini kok masih diam-diaman sih ? cerita donk sama kakak” seperti perintah ibu, aku segera mendekati adik ku, aku coba membujuknya, biasalah anak kecil , agak susah di bujuk pas lagi ngembek  :D
Alhasil, Nadia gak ngomong satu kata pun. Aduh….. susahnya .
“ayo bilang ke kakak, siapa yang berani ganggu adiknya kakak yang cantik ini, ayo sayang bilang, siapa ? siapa? Renol? Dian ? Beno? Atau si Aldi ? cerita dong dek “
Terasa lucu sih, ini niatnya mau ngebujuk, tapi kenapa tiba-tiba terlihat seperti memaksa, sementara itu , adik ku Nadia tetap saja diam. Ada rasa kesal yang tersimpan di wajahnya , kali ini sepertinya Nadia benar-benar kesal. Tapi aku sendiri gak tahu kenapa adik ku bisa sekesal itu.
Aku gak nyerah dong , hehe. Terus ku bujuk adik ku, tiba-tiba muncul ide brilian, dengan segera ku ambil buku beserta pulpennya, Nadia biasanya semanagat benar kalau di ajak belajar bersama oleh kakaknya ini.
Ku dekati Nadia (lagi) “Nadia, ayo sayang, sini kakak ajar pelajaran matematik, supaya adik kakak yang pintar ini , jadi semakin pintar “
“Nadia, malas belajar, Nadia malas , Nadia kesal , Nadia kesal kak”
Kagetnya minta ampun , pas dengar Nadia, yang biasanya semangat belajar, tiba-tiba bilang dia malas belajar, bahkan perkataannya pun di ulang berkali-kali.
“Jangan ngomong gitu dong dek, kakak kan jadi sedih” ujar ku pada Nadia
“abisnya Nadia kesal ka, kesal banget sama guru Nadia. Nadia kesal kak”
Kemudian Nadia memeluku erat sekali, saat itu ku rasakan rasa kesal yang Nadia rasakan, rasa kesal seorang anak sekolah dasar, terhadap gurunya.
ku elus pelan rambut adik kecilku “guru nadia kenapa?”
Dengan polosnya, ia pun menceritakan  apa yang membuat ia kesal
“Nadia, kesal sama guru Nadia ka, gurunya pilih kasih, minggu lalu Nadia telat datang sekolah, Nadia di hukum, tapi Chyntia yang tadi datangya telat, gurunya gak kasih hukuman”
Aku tertawa dalam hati, lucu juga dengar curhatan anak kecil, yah namanya juga anak kecil , hal yang sebenarnya bukan masalah bagi kita orang dewasa, ternyata jadi masalah besar buat mereka. Hal kecil kaya gitu, ternyata bisa bikin Nadia ngambek , diam-diaman sejak pulang sekolah sampai sore. Du…. Du… Nadia lucu , ujar ku dalam hati .
“apa karena Chyntia, anak orang kaya?” ujar Nadia, semakin menjadi-jadi
Kali ini aku terdiam, kaget yang benar-benar kaget, kenapa anak kecil seperti Nadia bisa berpikir seperti itu, karena tak ingin adik ku ngedumel terlalu jauh, aku katakan padanya “ Nadia gak boleh ngomong kaya gitu, Nadia harusnya bersyukur, waktu Nadia telat, Nadia, di hukum, di hukum biar Nadia, enggak telat lagi, lagian dapat hukuman atau enggak itu kan gak ada sangkut pautnya sama dia itu anak orang kaya atau enggak sayang”
“Chyntia, udah sering datang telat kak, bukan hari ini saja, tapi aku dan teman-teman gak pernah lihat Chyntia di hukum tuh , malah guru-guru suka sambut Chyntia sama senyum mereka, seperti gak ada apa-apa kak, pokoknya Nadia kesal”
Nah loh, saya pun bingung harus ngomong apa sama adik ku ini, ada benarnya juga sih, siswa datang telat kok gak di hukum , sementara anak-anak lain dapat hukuman kalau datangnya telat, aku cuma gak nyangka aja, adik ku yang masih kelas 2 SD kok bisa yah berpikiran sejauh itu, sampai berpikir ada diskriminasi antar siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, ckkck anak-anak zaman sekarang , cara berpikirnya yah , sudah sebanding sama anak kuliahan -____-“
“Sudah ah, jangan berpikir yang macam-macam ntar dosa loh dek, ayo sini kakak ajar matematik, biar kesalnya hilang” ku pikir ini cara paling ampuh, supaya adik ku melupakan kekesalannya
“gak mau kak, percuma Nadia belajar matematik, guru matematiknya enggak adil, kalau menjelaskan, pandangannya ke Chyntia doang, yang di Tanya sudah ngerti atau belum Chyntia doang, gimana gak kesal tuh kak, dikit-dikit Chyntia, dikit-dikit Chyntia, memangnya Chyntia doang kak yang mau belajar ?” ujar Nadia, dengan bibirnya yang manyun.
“Chyntia mana ? Chyntia, kemarin kenapa gak hadir ? Chyntia sudah ngerti ? Chyntia, Chyntia “ adikku terus mengomel menirukan gurunya yang selalu menomor satukan Chyntia, yang konon katanya Chyntia adalah anak salah seorang pejabat, salah seorang pendonor dana di sekolah dasar tersebut. Para guru-guru terang saja segan pada ayah Chyntia, Chyntia pun menjadi anak emas di hadapan para guru, Chyntia mendapat perlakuan khusus, tak pernah mendapat hukuman walaupun dengan jelas ia melanggar aturan, sikap segan dan menghargai enggak ada salahnya , tetapi mereka enggak sadar apa yang mereka lakukan membuat siswa lain enggak nyaman, bahkan anak sekolah dasar kelas 2 pun bisa berpikir dan merasakan ketidak adilan tersebut.
Aduh kalau sudah begini, saya pun bisa mengerti, terang saja kalau Nadia kesal, siapa sih yang gak kesal di beda-bedakan.
Nadia, adik kecil ku yang polos , yang sedang kesal karena merasa di beda-bedakan antara anak pejabat dan bukan ini , kembali memeluk ku, adik kecil ku tersayang, yang sedang merasa berada dalam ketidak adilan ini kemudian menangis “ ka, aku gak suka, kalau terus-terusan di beda-bedakan seperti ini, Nadia mau semua di anggap sama”
“Iya sayang, iya” aku berusaha menenangkan adik ku “mungkin cuma perasaan Nadia saja, masa gara-gara itu Nadia jadi malas belajar sih, seharusnya Nadia buktikan dong, meskipun Nadia bukan anak pejabat, tapi Nadia bisa jadi anak yang pintar “
Nadia adik ku sayang masih saja terus memeluk ku, seolah ia menemukan perlindungan di sana, perlindungan untuk seorang anak kecil yang tak punya daya dan kekuatan berupa harta dan jabatan , yang sering membuat orang lupa, lupa akan segalanya.
Nadia adik ku sayang, anak kecil yang masih terlalu polos, yang hatinya msih terlalu suci untuk di sentuh ketidak adilan , dia sempat terdiam sejenak , sampai akhirnya , ia pun berbisik dengan lembutnya “Kak…..”
Nampaknya ada harapan yang ingin ia sampaikan , ku balas bisikannya “iya, adik ku sayang”
“nanti kakak jadi guru yang baik yah, jangan jahat “
Aku tersenyum , ada perasaan haru mendengar permintaan adik kecil ku, ku ulangi lagi perkataannya “nanti kakak jadi guru yang baik yah, jangan jahat”
Ku peluk erat tubuh adik ku, ku basuh pula air mata yang membuat mata bulatnya terlihat sembab “iya sayang , kakak pasti jadi guru yang baik, sudah ah Nadia gak boleh cengeng, pokoknya Nadia harus rajin belajar , biar makin pintar, yah dek yah? “
Nadia pun mengangguk, melepas pelukannya dari tubuh ku secara perlahan, mengambil sebuah pensil dan buku pelajaran, nampaknya Nadia telah siap untuk belajar . Akhirnya aku berhasil menghilangkan rasa kesalnya .
Kisah Nadia kecil mungkin di anggap lucu bagi sebagian orang , namun sadar kah kita ? Nadia kecil hanyalah seorang anak yang tak ingin di beda-bedakan , hanya seorang anak yang ingin di samakan dengan anak yang lain, dengan anak pejabat sekalipun. Nadia kecil , seharusnya mampu membuat kita sadar, tak ada satu orang pun yang ingin hak nya di rampas hanya karena harta , jabatan atau kedudukan. Kisah Nadia kecil hanyalah secuil dari jutaan kisah ketidak adilan di negeri ini, entah apa sudah jadi prinsip dunia atau bagaimana, entahlah yang Nadia tahu itu sangatlah menyakitkan.

Sabtu, 07 Februari 2015

January 21, 2015
526 views
the-raid-2-iko-uwais-600x398
Anda yang ngefans dengan film ‘The Raid‘ dan ‘The Raid 2: Berandal‘, bersiaplah untuk menunggu lebih lama lagi jika ingin menyaksikan film ketiganya.
The Raid 3 dikabarkan baru akan dirilis paling cepat pada tahun 2018 atau 2019 mendatang.
Hal ini ditegaskan oleh sang Sutradara lewat akun Twitter pribadinya @ghuwevans :
The Raid 3 tak akan dibuat dalam waktu dekat ini. Ide nya sudah ada di kepala ku. Tapi belum ditulis. Belum ada tanggal rilis resmi juga. Kemungkinan 2018/19.
Hal ini cukup mengejutkan, karena sebelumnya Evans telah berencana untuk membuat The Raid 3 tak lama setelah merilis film kedua ‘The Raid: Berandal‘.
Bahkan ia juga sudah pernah mengumumkan bahwa The Raid 3 kelak akan bersetting dua jam setelah peristiwa dalam film kedua The Raid.
Keputusan untuk menunda The Raid 3 cukup lama ini diprediksi karena hasil perolehan penonton film The Raid: Berandal tak sesuai dengan harapan pihak Rumah Produksi.
The Raid: Berandal memang berhasil mengumpulkan 1,4 Juta penonton saat rilis tahun lalu dan bertengger di posisi kedua film Indonesia terlaris di 2014.
Namun hasil itu masih dibawah perolehan yang berhasil dicapai film pertamanya tahun 2012 silam dengan 1,8 Juta penonton. Padahal film keduanya menelan biaya pembuatan yang lebih mahal.
Evans sendiri saat ini sedang mengerjakan proyek filmnya yang lain berjudul ‘Blister’. Film yang akan mengisahkan tentang kelompok gangster Amerika tersebut akan melakukan proses syuting di Amerika dan Inggris.
Sementara bintang utama The Raid, Iko Uwais, saat ini sedang syuting film Hollywood berjudul “Beyond Skyline” dan “Star Wars: The Force Awakens“.